kamarkecil

Posts Tagged ‘HIV/AIDS

Hingga hari ke-5 pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), nama program pemberian pelayanan kesehatan gratis dari Gubernur Bali Made Mangku Pastika ini, belum banyak warga yang memanfaatkannya. RS Sanglah, rumah sakit rujukan terbesar di Bali ini belum melakukan sosialisasi pada pasien karena belum ada petunjuk teknis.

JKBM juga dinilai cenderung birokratis dan sangat sedikit layanan yang dibiayai secara gratis. “Kasus darurat seperti kecelakaan malah tak tertanggung,” ujar I Wayan Sukra, Rabu. Sukra tengah mengantre untuk membayar perawatan keponakan perempuannya yang ditabrak motor.
Baca entri selengkapnya »

Kunjungan saya ke kantor KPA Bali, Jl Melati pada Senin (18/2) Februari lalu itu benar-benar menjadi klimaks. Sad ending. Penyesalan dan kekecewaan saya membuncah.

Padahal hari itu saya membawa semangat yang bertumpuk ke KPA. Saya merencanakan akan membuat beberapa artikel Lentera media cetak dengan tenang sambil makan siang. Saya mengemas makan siang dari rumah, lengkap dengan air minumnya. Tumben banget, padahal saya biasanya selalu minta air di Rai-IHPCP. Nggak tahu, mungkin saking semangatnya mau menghabiskan setengah hari itu di KPA. Baca entri selengkapnya »

 Kilas Balik 20 Tahun HIV/AIDS di Bali

Beberapa waktu lalu, seorang pria yang terinfeksi HIV meninggal di Rumah Sakit Sanglah. Kondisi tubuhnya tidak bisa menahan gempuran gejala penyakit akibat Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang telah lama menyerang kekebalan tubuhnya. Kekebalan tubuhnya cepat merosot karena pria ini tidak mendapat pengobatan sedikit pun.

Akibatnya, fase Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), suatu kondisi adanya sekumpulan gejala penyakit di tubuh, dengan cepat diidap pria muda ini. Sang istri menyesal karena terlambat tahu bahwa ada terapi pengobatan untuk orang dengan HIV atau AIDS (Odha) seperti suaminya.

Sampai si suami tergolek lemah berminggu-minggu di rumah sakit pun, keluarga mempercayai kerabatnya kena ilmu hitam (ada nak ririh). Mereka tak mau menerima anaknya dinyatakan positif HIV. Hanya sang istri yang mengakui dan dengan ikhlas terus merawat suaminya yang sudah sulit berbicara itu. Baca entri selengkapnya »

Luh De Suriyani

Sudah lebih dari dua kali Ibu Jero, 36 tahun, melakukan testimoni di kantor DPRD Bali dan kantor gubernur. Terakhir, saya melihatnya kembali diundang untuk testimoni di Kantor Gubernur Bali akhir Oktober lalu. Perempuan dengan HIV/AIDS (Odha) itu masih saja menanyakan hal yang sama. Kenapa saya harus kena HIV? Adakah perempuan lain yang juga kena?

Ibu Jero adalah petugas pengangkut sampah di daerah Denpasar Timur. Setiap kali diundang testimoni ia tidak bisa menceritakan secara langsung bagaimana ia hidup dengan HIV selama beberapa tahun ini. Dengan Bahasa Bali, Jero hanya bisa menjawab paling banyak dua kata setiap kali pertanyaan dilontarkan padanya untuk membuat dia bicara.

Sangat beralasan kenapa Bu Jero selalu linglung jika ditanya asal muasal virus HIV yang kini dalam tubuhnya. “Kenapa harus saya yang kini menjelaskan, padahal saya tidak tahu apa-apa. Tanya suami saya yang sudah meninggal,” tukas perempuan yang kelihatan lebih tua dibanding usianya itu.

Baca entri selengkapnya »


if (WIDGETBOX) WIDGETBOX.renderWidget('f7506fb9-0736-4d9f-b97e-86fa89449348');Get the Bali Blogger Community widget and many other great free widgets at Widgetbox! Not seeing a widget? (More info)

a

slide

Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

RSS Bale Bengong

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

Blog Stats

  • 141.173 hits